Jumat, April 18, 2008

Jorge Lorenzo; The Next Conqueror?


Catatan tiga pole position berturut-turut, tiga podium dengan satu kemenangan membuktikan bahwa Jorge Lorenzo bukanlah rookie yang patut dipandang sebelah mata. Naik kelas dari GP 250cc dengan gelar juara dunia, "X Fuera" menunjukkan tanda-tanda calon juara dunia MotoGP. Tidak musim ini mungkin, but who knows? Everything's possible, isn't it?


Bahkan kalo mau bikin prediksi, jangan kaget kalau akhir musim nanti dia bakal ada diatas Valentino Rossi di urutan klasemen pembalap. Selama "X Fuera" mampu konsisten finish diurutan lima besar, bukan gak mungkin dia malah jadi juara dunia.

Satu lagi catatan, berdasarkan hasil googling dan browsing di crash.net, Lorenzo memang punya bakat alami di dunia balap. Umur delapan tahun sudah memiliki Gelar Juara walaupun cuma di tingkat lokal.

Ditambah lagi, karakter kuda besi kelas 800cc ternyata lebih mudah dikendarai daripada motor 250cc. Heran?

Simak komentar Sito Pons, mantan Juara Dunia 250cc, berikut:

"The bikes are much easier to ride with the 4-stroke, with all the electronics helping. It´s not the first time we have seen this, because Dani Pedrosa and Casey Stoner started two years ago and were leading and winning races."

"I think the 250cc bikes are actually slightly more difficult to ride, but the lines and the way to ride the two types of machine are quite similar."

Artinya kurang lebih: motor lebih mudah dikendarai dengan 4-tak, dengan semua bantuan (peralatan) elektronik. Motor 250cc sedikit lebih sulit dikendarai, namun jalur balap dan cara mengendarai kedua tipe mesin hampir mirip.

Well, gak heran kalau lulusan 250cc bisa dengan cepat beradaptasi dengan karakter motor 800cc, terutama Lorenzo. Dengan bekal sasis Yamaha yang lincah, set ban mantap, mesin pneumatic, tinggal tunggu waktu bagi Lorenzo untuk bisa merajai kelas para raja.

Kita tunggu tanggal 4 Mei, apakah X Fuera mampu mempertahankan race pace-nya? dan apakah operasi pengurangan tekanan pada saraf tangan kanannya memberikan efek positif? atau malah negatif?

Inilah dunia balap, kita cuma bisa menunggu sampai bendera kotak-kotak dikibarkan.

sumber:
crash.net
motogp.com
en.wikipedia.org

gambar:
highrevs.net

Senin, April 07, 2008

Perbedaan

Lebih mudah saling berkonfrontasi karena perbedaan daripada saling menyadari perbedaan ada dan saling mengalah. Lebih mudah bagiku untuk mendebat dan mempertahankan pendapat daripada mengalah dan menerima pendapat orang lain.


Betapa besar ego manusia. Betapa besar egoku. Bahkan kata "mengalah", yang menunjukkan kerendahan hati, pun diberi embel-embel "untuk menang" atau "bukan berarti kalah" yang menunjukkan betapa besar ego kita sebagai manusia.

Dari ego itulah muncul perbedaan. Egoisme menyebabkan kita ingin berbeda dari orang lain. Dan ketika perbedaan itu menimbulkan gesekan atau friksi (bahasanya!) dengan orang lain, muncullah pilihan: konfrontasi atau mengalah demi menghormati perbedaan.

Pilihan paling mudah adalah melakukan konfrontasi. Pilihan ini mudah karena tidak perlu rasa toleransi, pengertian, atau saling memahami. Kita tidak perlu buang tenaga untuk saling memahami, saling mengerti atau saling tolenransi. Bahkan kita tidak perlu mengenal orang yang akan berkonfrontasi dengan kita.

Padahal hidup kita dipenuhi dengan perbedaan. Padahal dalam hidup kita tidak selalu dipenuhi dengan orang-orang yang kita inginkan. Dan semua dalam hidup kita tidak selalu sesua dengan apa yang kita inginkan. Bagaimana kita bisa hidup dalam perbedaan sementara kita tidak dapat menerima perbedaan? Akankah selamanya kita hidup dalam imajinasi kita tentang dunia yang kita pikirkan? Akankah kita mengonfrontasi setiap hal yang tidak sesuai dengan pemikiran kita?

Perubahan

Semua mengalami perubahan. Tidak ada yang abadi. Yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Masalahnya, perubahan selalu menuju ke dua arah: lebih baik atau lebih buruk.


Setiap perubahan, baik itu menjadi lebih baik atau buruk, memerlukan adaptasi oleh objek dari perubahan. Baik atau buruk, yang menentukan keberhasilan objek dalam menghadapi perubahan adalah kecepatan beradaptasi.

Adaptasi bukan berarti mengikuti kemana arus mengalir, namun lebih pada penyesuaian diri terhadap arus tanpa harus ikut hanyut dalam arus.

Mengapa ikan berenang melawan arus? Karena ia masih hidup. Seandainya ia sudah mati, tentu ia akan hanyut mengikuti arus sungai.

Ia melawan arus sebagai bentuk penyesuaian diri. Seandainya ia berenang mengikuti arus dan hanyut dalam arus, maka tak lama dia akan mati karena kesulitan mencari makan. Ia akan "mengejar" makanannya karena ia berenang searah dengan makanannya. Jika ia berenang melawan arus, maka makanannya akan datang dengan sendirinya, terbawa arus.

Begitu pula dengan diri kita. Kita tidak perlu kehilangan jati diri kita ketika menghadapi perubahan dengan menghanyut dalam arus perubahan. Yang penting adalah menyesuaikan arah perubahan dengan berpegang pada prinsip-prinsip yang kita miliki. Entah itu idealisme, agama, orang tua, atau kepercayaan.

Sekali lagi, perubahan hanya dapat menimbulkan dua dampak: baik atau buruk. Perubahan dengan dampak terburuk pun dapat menghasilkan kebaikan apabila kita dapat dengan benar dan tepat menyesuaikan diri. Apalagi perubahan yang berdampak baik.

Menurut Darwin dalam "The Origin of the Species" (padahal baru baca pendahuluannya, abis gitu mangkrak, pusing!) "Yang mampu bertahan bukanlah yang memiliki badan terkuat atau taring terpanjang. Namun, yang mampu bertahan adalah mereka yang paling bisa menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan sekitar." Ungkapan ini lebih dikenal dengan teori "The Struggle of the Fittest". Yang mampu beradaptasi dengan baiklah yang bertahan.

5 cm. Donny Dhirgantoro

Penulis: Donny Dhirgantoro
Penerbit: Grasindo
Cetakan (pertama): Mei 2005
(aku dapetnya cetakan yang kesepuluh! November 2007!)
Kategori: Novel Fiksi / Kehidupan Sehari-hari
ISBN: 979-759-151-4

impian.harapan.cita-
cita.penciptaku.alamNya.tanahNya.
udaraku.udaraNya.cinta.harapan.
ilmu.sahabatku.negriku.langit-langit
kamarku.syairku.ke-aku-anku.
berpijakku.benderaku.aku.dia.mereka.
kamu.tanahmerahku.hati.semangat.doa.
napas.irama.
dharmaku.tempatku.demi-ku.
langkahku.manusia.jalanku.tempatku
berteduh.konjungtiva.niat.hati.rasa.
perjuangan.manusia sebenar-benarnya.
suciku.putihku-hitamku.tangisku.
tumpuanku.
ada-ku.genggamanku.erat-ku.garbaku.
jelangku.
bagindaku.bahagiaku.peluhku.
penciumanku.perjuangan.harapan.cinta
.telapak kaki surgaku.
guruku.diamku.impianku.dayaku.

Itulah kata2 yang terdapat di sampul depan buku ini. Sekilas nggak kelihatan, tapi memang dicetak satu warna dengan background cover. yang membedakan cuma jenis cetakannya, kalo background sampulnya hitam dove, tulisannya hitam glossy. Awalnya penasaran, sampulnya cuma hitem polos terus ada tulisannya 5 cm warna putih dengan font keluarga typewriter (kemungkinan "Harting") plus titik merah di belakangnya.

Aku pikir ini novel misteri atau novel detektif (karena sampulnya hitem polos plus tulisan 5 cm, kesannya misterius dan ngajak mikir). Ternyata setelah diteliti dengan metode deduktif (apa coba?), ternyata ini adalah novel tentang keajaiban mimpi, cita-cita, dan cinta. Susah mengategorikan novel satu ini, aku kasih aja kategori sehari2.

Ceritanya tentang kehidupan sehari2 lima orang sahabat: Arial yang atletis, Riani yang cerdas dan seorang N-ACH sejati (baca sendiri di novelnya, males njelasin soalnya^_^), Zafran yang puitis, narcist dan "ajaib", Ian "Indomie" yang nge-fans sama Men-Yu (ManU, Manchaster United maksudnya), serta Genta yang dianggep leader serba bisa sama temen2nya yang lain. Mereka adalah "manusia-manusia agak pinter dan sedikit tolol yang sangat sok tau".

Mereka selalu hang-out bareng. Mulai dari kafe terkenal di Jakarta, sampe' nonton layar tancep. Kelimanya masih suka berantem, siapa yang paling bagus antara Joy dan Delon, Beckham atau Zidane, Mansyur S atau Irfan Mansyur S, RPUL atau Buku Pintarnya Iwan Gayo, Album Minggu atau Selekta Pop, Lyra Firna atau Happy Salma, Aa' Gym atau Che Guevara (hal. 5). Keseharian mereka konyol banget (kalo gak bisa dibilang tolol atau bego), ancur2an. Terutama kalo lagi ngumpul. Ditambah lagi dengan "rumus Indomie"-nya si Ian. Gila!

Suatu ketika mereka merasa get stuck (atau stagnate? aku bingung yang mana yang bener dan pas?), bosen dan ngerasa itu-itu aja waktu hang-out. Mereka akhirnya bikin perjanjian di Secret Garden: "Gak usah ketemuan dulu selama 3 bulan (hal. 63-64)."

Jadilah mereka menjalani 3 bulan mereka sendiri2. Zafran dan Arial berusaha menemukan cintanya (walau cuma Arial yang dapet). Genta dan Riani sibuk bergelut dengan pekerjaannya. Sedangkan si "Badut Ancol" (Ian) sedang PDKT dengan skripsinya. Jelas sekali mereka merasa kangen satu sama lain. Kangen dengan "ajaib"nya Zafran, cool-nya Arial, kocak dan konyolnya Ian, smart-nya Riani, wibawanya Genta.

3 bulan berlalu, mereka kembali berkumpul dalam suatu perjalanan yang dijanjikan Genta sebelumnya. Sebuah perjalanan yang bakal mengubah pandangan mereka tentang impian, cinta dan kehidupan. Sebuah perjalanan ke Tempat Tertinggi di Tanah Jawa.

Berbagai macam manusia mereka temui sepanjang perjalanan mereka. Berbagai keindahan Ibu Pertiwi mereka jumpai sepanjang perjalanan indah ini. Bebagai kejadian mereka lalui sepanjang perjalanan panjang ini. Serta berbagai pelajaran mereka dapatkan sepanjang perjalanan berat ini.

Secara keseluruhan, novel ini memang bagus. Hanya, ada beberapa bagian dari novel yang kesannya maksa dan dipaksakan (apa bedanya coba?). Penjelasannya detail, naratif-deskriptif (opo kui?). Alurnya campuran, secara umum maju, kadang flash-back untuk menegaskan beberapa detail. Ceritanya ringan dan mengalir diawal novel, tapi terus "menanjak" berat dipertengahan, tapi malah turun lagi dibagian akhir. Persis kaya' orang naik gunung (pas sama ceritanya yang naik gunung, ups! keceplosan! Soalnya di blognya reygreena bang Donny protes: "... Tapi mungkin jangan terlalu detail ya.. 5 cm itunya apa jangan dikasih tau dulu biar penasaran.. namanya juga resensi..." hehehe... sori ya, Bang!)

"Semua diawali dengan mimpi." Begitu tulisan awal bang Donny. Memang mengajarkan kita untuk percaya dengan segala kepercayaan kita, yakin dengan segala keyakinan kita, serta berjuang dengan segala daya upaya serta kemampuan kita. Gak ada mimpi yang gak bisa diraih kecuali kita gak yakin sama mimpi kita, gak yakin sama diri kita sendiri.

Kesimpulannya, gak ada. Hehehe... Bikin kesimpulan sendiri po'o! Yang pasti, highly recommended. Selamat membaca!